-->

Load Balancing tentang NTH dan PBR

 NTH dan PBR

 

Teknik ECMP pada system Load Balancing memamng cukup terkenal dengan kemudahan dalam proses konfigurasi serta dianggap sebagai mekanisme paling sederhana. Namun, ECMP masih memiliki kelemahan, yaitu administrator jaringan tidak dapat mengatur dan mengontrol kearah mana trafik data akan dilewatkan. Kendala-kendala yang muncul pada ECMP diatasi dengan dikembangkannya Teknik baru, yaitu sebagai berikut

1.    PBR atau Policy-Based Routing

Kelebihan PBR dibandingkan dengan ECMP adalah anda dapat menentukan arah trafik data dari arah computer klien, yaitu akan melewati ISP lainnya. Arah trafik data ditentukan berdasarkan parameter src-address, sebagai acuan untuk mendistribusikan arah trafik data. Disamping alamat pengirim dan tujuan, metode PBR juga menyediakan parameter lainnya seperti berikut.

a.    Layanan yang dijalankan oleh klien

b.    Domain tujuan website tertentu

c.    Jenis ekstensi file yang dikases klien

d.    Besar ukuran paket yang dikirimkan

e.    Trafik paket data yang telah di pilih

f.     Klarifikasi paket data yang telah ditetapkan

Gambar 4.9 PBR dengan parameter dst-address

Pada ilustrasi gambar 4.9, dapat dilihat bahwa PBR menerapkan acuan berdasarkan parameter dst-address.  Setiap paket data menuju smkbisa.net diarahkan melewati ISP majapahit tanpa memedulikan asal paket tersebut. Sementara itu komunikasi paket data menuju tkj.net akan diarahkan melewati ISP Pajajaran. Karakteristik utama dari PBR adalah table routing yang dibuat, bukannya banyaknya routing entry yang dikerjakan.

Gambar 4.10 jenis tabel routing PBR

Perhatikan gambar 4.10, terdapat dua jenis table routing, yitu main routing table dan routing table .

2.    NTH

Metode NTH berbeda dengan kedua metode sebelumnya, yaitu ECMP dan PBR. Pada metode ini, mempunyai karakteristik dalam membagi beban trafik data jaringan menggunakan Teknik per-packet load balancing dan per address pair load balancing. Bagaimana prosedur setiap metode pembagian trafik data tersebut? Perhatikan penjelasan berikut.

a.     Per-packet load balancing

Pada per-packet load balancing, setiap paket data akan dikirmkan dan di bagi melalui link-link ISP yang aktif tanpa melihat asal paket dan sesi komunikasinya. Pada route MikroTik, Ketika anda menambahkan rule baru pada firewall mangle dengan konfigurasi mark routing tanpa disertai konfigurasi mark connection. Secara otomatis, system routing akan menganggapnya sebagai metode load balancing dengan pendekatan per-packet load balancing.

Perhatikan ilustrasi gambar 4.11 (a) computer 172.16.0.1 mengirimkan empat paket data. Router akan membagi pendistribusian paket data melewati dua ISP yang berbeda. Kelemahan pendekatan metode ini adalah tidak di perhatikannya asal paket data, tujuan pengiriman, dan sesi komunikasi (masih dalam satu bagian atau bagian yang berbeda). Kondisi ini akan mengakibatkan respon server Ketika mengembalikan data ke klien menjadi tidak beraturan juga. Hal ini disebabkan karena terjadi kebingungan untuk melewati ISP yang mana. Terkadang pada beberapa server dengan tingkat keamanan tinggi, menghendaki akses dan komunikasi data dari alamat pengiriman berbeda server, akan me-reject paket data tersebut.


Gambar 4.11 NTH dengan per-packet load balancing dan NTH dalam router MikroTik

a.    Per address-pair load balancing

Pada metode ini, asal paket data dan sesi komunikasi paket data sangat diperhatikan. Jika berasal dari pengiriman yang sama , akan dikirim lewat jalur yang sama.

Pada NTH, proses distribusi paket melewati beberapa link ISP yang aktif pada router dapat menggunakan dua jenis parameter yang berbeda, yaitu parameter every dan parameter packet.

Bagaimana cara mendefinisikan kedua parameter ini? Perhatikan contoh perhitungan berikut. 

1)   NTH = 2,1

Untuk melihat contoh NTH = 2,1 anda dapat menampilkannya dengan perintah berikut.

Parameter NTH = 2,1 memiliki pengertian sebagai berikut.

a)    Nilai 2 memiliki arti bahwa proses perhitungan akan selalu dilakukan pada setiap dua paket yang berhasil ditangkap oleh router.

b)   Nilai 1 adalah setiap dua paket data yang berhasil ditangkap akan dilakukan marking pada paket urutan pertama. Artinya, setiap dua paket yang ditangkap, hanya paket dengan urutan pertama yang akan diberikan marking.

Bagaimana jika ada sepuluh paket yang dilewatkan oleh router? Kesepuluh paket tersebut akan di pecah menjadi bagian-bagian kecil, setiap bagian akan dikelompokan dalam dua paket, kemudian di-marking pada paket urutan pertama.

Gambar 4.12 NTH dengan nilai 2.1

2)   NTH = 2,2

Pada nilai parameter ini, router selalu menangkap trafik data sebanyak dua paket, kemudian memberikan marking pada paket dengan nomor urut kedua.

Gambar 4.13 NTH dengan nilai 2,2

3)   NTH = 2,1 NTH = 2,2

Perhatikan rule firewall mangle pada router berikut.


Pada rule pertama (0), terdapat parameter nth = 2,1, sedangkan rule kedua (1) nth bernilai 2,2. Bagaimana mekanisme kerjannya jika ada enam paket (1,2,3,4,5, dan 6) data yang ditransmisikan? Router akan mengelompokan setiap dua paket, kemudian diberlakukan aturan pertama, paket urutan pertama akan di-marking. Urutan paket yang di-marking adalah paket dengan urutan pertama, kedua, dan kelima. Sementara itu, rule kedua akan menerapkan marking pada paket urutan kedua, yaitu pada paket kedua, keempat dan keenam.



















1 Response to "Load Balancing tentang NTH dan PBR"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel